Merek mobil Indonesia Esemka semakin ketinggalan dari merek mobil Vietnam VinFast. Soalnya, VinFast mampu terus memperdalam penetrasi di pasar Amerika Serikat (AS).
Terkini, seperti dikutip dari Reuters, VinFast berhasil ‘menyegel’ kerja sama distribusi kendaraan dengan korporasi di AS yang bernama Autonomy.
Total volume yang harus disuplai oleh VinFast mencapai 2.500 unit mobil listrik VF 8 serta VF 9. Tadinya, pada Agustus, Autonomy ‘hanya’ memesan 400 unit.
Ini menjadi pembelian fleet (armada korporasi) terbanyak mereka sejak berdiri pada pertengahan 2017. Kolaborasi tersebut merupakan bagian rencana ekspansi agresif VinFast ke ‘Negeri Paman Sam’.
“VinFast akan mulai mengirimkan kendaraan kepada Autonomy dalam 12 bulan ke depan,” ucap pabrikan otomotif milik raksasa bisnis Vietnam VinGroup itu melalui keterangan resmi.
Autonomy merupakan startup yang menawarkan penggunaan kendaraan tanpa membeli, melainkan dengan sistem subscription (sewa atau ‘berlangganan’). Namun, mereka berkonsentrasi pada mobil listrik saja.
Pabrikan mobil yang sudah mereka gandeng cukup beragam. Selain VinFast, ada pula Kia, Mercedes-Benz, maupun Rivian.
VinFast sendiri, pada Agustus kemarin, memutuskan berhenti memproduksi mobil bensin dan fokus ke mobil listrik. Mereka mengklaim telah menerima pemesanan 65 ribu unit di seluruh dunia.
Pada 2026 mendatang, penjualan mobil listrik mereka diekspektasikan menyentuh 750 ribu unit per tahun.
VinFast berencana membangun pabrik di Carolina Utara, AS dengan kapasitas produksi awal 150 ribu unit setahun. Langkah bisnis yang besar tersebut dipublikasikan pertama kalinya awal 2022, tepatnya pada Maret.
Empat bulan pascapengumuman tersebut, VinFast meminjam kurang-lebih 4 miliar dollar AS ke bank untuk memperkuat pendanaan mereka.
Demi menunjukkan keseriusan sekaligus memperkuat citra merek di AS, VinFast siap memamerkan dua model mobil listrik terbaru yakni VF 6 serta VF 7 dalam Los Angeles Auto Show yang berlangsung 19-28 November 2022.
Kontras dengan VinFast, Esemka di pasar domestik saja bak hilang ditelan bumi. Padahal, mereka sudah berdiri di dekade awal 2000-an dan meresmikan pabrik di Boyolali, Jawa Tengah pada 2019.
