Menurut Ketua Institut Harkat Negeri Sudirman Said, presiden terbaik yang dimiliki Indonesia adalah BJ Habibie. Ia menjelaskan bahwa dalam waktu yang singkat, Habibie tidak hanya dapat mengembalikan stabilitas perekonomian di Indonesia, tetapi juga dapat mengadakan pemilu yang baik. Dirinya berpendapat bahwa Habibie sebenarnya bisa saja melobi partai politik agar masa kekuasaannya tetap berlanjut.
“Tetapi ketika dikatakan pertanggungjawabanmu tidak diterima MPR, beliau menyadari ‘yasudah saya tidak lagi on mission gitu’.” Kata Sudirman dalam diskusi bertajuk “Ngopi Dari Sebrang Istana: Merangkum 2022, Menyambut 2023,”.
Wapres Bacharuddin Jusuf Habibie menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Habibie menjabat presiden selama 1 tahun dan 5 bulan sehingga dia menjadi presiden dengan masa jabatan terpendek. Dalam periode yang singkat itu, sang teknokrat berhasil mengembalikan nilai tukar rupiah saat itu yang mencapai Rp 15.000 per USD menjadi di bawah Rp 7.000.
Presiden RI ke-3, BJ Habibie, tutup usia di RSPAD Gatot Soebroto dalam usia 83 tahun pada 11 September 2019.
Sudirman juga mengatakan bahwa politik tidak boleh dijadikan karier. Perkataan itu juga ia kutip dari Sarwono Kusumaatmadja, anggota DPR periode 2004-2009 saat keduanya bertemu di Washington pada tahun 1994.
Sebelumnya Sudirman berpendapat bahwa wacana tiga periode yang diucapkan segelintir elite politik dapat menimbulkan ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah. Sudirman berharap ide liar tersebut dapat dihentikan pada 2023 mendatang.
“Itu problem, politik itu tidak boleh jadi karier. Politic is public call,” Kata Sudirman Said, dalam diskusi bertajuk “Ngopi Dari Sebrang Istana: Merangkum 2022, Menyambut 2023,”.
Sudirman mengatakan yang menjadi masalah adalah pada saat politik dianggap sebagai karier. Maka ketika karier itu didapatkan akan sulit untuk melepasnya. Ia beranggapan politik itu seperti panggilan untuk bekerja, begitu selesai (masa jabatan) tidak dilanjutkan.
Menurutnya, wacana tiga periode akan berhenti apabila yang menjabat adalah orang-orang yang memahami bahwa politik adalah layanan publik dan sebuah misi, bukan hanya sekedar pekerjaan. Sudirman pun berharap agar pemerintah saat ini dapat menyelesaikan garis finisnya dengan baik agar kedepannya dapat menciptakan pemimpin yang lebih baik.
“Itu suatu legasi pemimpin yang paling indah adalah ketika berhasil meng-create atau menumbuhkan pemimpin-pemimpin berikutnya yang bekerja dengan lebih baik.” Tambahnya.